KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Polda Papua akan memanggil anggota DPR Papua, Emus Gwijangge, terkait pernyataannya di sejumlah media yang menyebutkan kekerasan seksual terhadap guru di Mapenduma adalah berita hoaks yang sengaja diciptakan oleh para guru, karena alasan tak mau kembali bertugas di daerah itu.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal meminta Emus bertanggung jawab atas pernyataannya, termasuk atas dasar apa dirinya menyebutkan kasus Mapenduma adalah informasi hoaks.
“Kami akan bersurat, melayangkan panggilan ke Emus Gwijangge, agar yang bersangkutan dimintai keterangan terkait pernyataannya. Apalagi yang bersangkutan menyebutkan kasus Mapenduma adalah hoaks,” jelas Kamal, Kamis 1 November 2018.
Kamal menambahkan bahwa pernyataan Emus bertolak belakang dengan adanya korban yang sampai saat ini masih di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Apalagi Sekda Nduga pun telah meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya yang membantah adanya penyanderaan di Mapenduma.
Termasuk Bupati Nduga, Yarius Gwijangge yang telah melihat langsung kondisi korban insiden di Mapenduma. Pemkab Nduga bahkan akan menanggung semua biaya kebutuhan para korban.
“Seharusnya yang bersangkutan (Emus) datang melihat korban di Rumah Sakit Bhayangkara, jika memang tak mengetahui kasusnya seperti apa, agar lebih paham. Silahkan datang dan melihat kondisi korban,” kata Kamal.
Sebelumnya, pada sejumlah wartawan, anggota DPR Papua, Emus Gwijangge menyebutkan semua pihak, termasuk aparat TNI/Polri, pemerintah dan Majelis Rakyat Papua (MRP) melihat kembali kebenaran atas kasus Mapenduma.
Apalagi Mapenduma merupakan daerah yang sulit dijangkau, sehingga guru serta tenaga medis yang bertugas disana tak pernah berada di tempat. Emus menuding kabar kekerasan seksual kepada guru bahkan diduga sengaja diciptakan oleh guru itu sendiri, agar tak ditempatkan di Mapenduma.
Apalagi soal kasus penyanderaan, kata Emus jika sampai OPM melakukan penyanderaan pasti karena sebuah ideologi untuk kemerdekaan Papua. “Tak ada untungnya jika OPM menyandera seseorang terkait perempuan, ekonomi dan lain sebagainya,” kata Emus beberapa hari lalu kepada wartawan di Jayapura. ***(Katharina)