KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) yang terletak di Waena, Kota Jayapura, Provinsi Papua lumpuh total hari ini. Sebanyak 615 dosen dan 321 pegawai administrasi melakukan aksi mogok kerja.
Pantauan KABARPAPUA.CO di lokasi Rektorat Uncen Waena, hanya terlihat sekitar 15 tenaga administratif yang sedang duduk diluar gedung rektorat. Sementara, didepan pintu masuk atau gapura Uncen terlihat sekitar 10 anggota Polisi yang sedang berjaga.
”Aksi mogok sebagai protes terhadap aksi mahasiswa yang selama ini selalu memalang kampus. Setiap kali ada pemalangan, aktifitas di kampus lumpuh,” kata Rektor Uncen, Onesimus Sahuleka di Jayapura, Jumat 27 Mei 2016.
Rektorat Uncen mengaku tak pernah alergi dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswanya, hanya saja jangan pernah menutup aktifitas di kampus, jika melakukan aksi demo.
“Silahkan demo, tapi jangan palang kampus. Aspirasi kalian akan kami sampaikan ke pihak yang ditujukan, tetapi jangan sampai mengganggu proses belajar mengajar. Bayangkan saja dalam satu bulan, ada dua kali demo di kampus dan mengakibatkan kampus lumpuh total. Akibat seringnya pemalangan di kampus, Kampus Uncen dikenal dengan kampus palang,” ucapnya.
Aksi unjuk rasa yang terjadi sejak 23 Mei hingga 26 Mei dan menuntut perpanjangan penerimaan mahasiswa baru, dengan formasi 80 persen untuk anak asli Papua dan 20 persen untuk pendatang ini, menjadi buntut aksi mogok dari para dosen dan tenaga administrasi Uncen.
“Pihak dosen juga menuntut keseriusan mahasiswa untuk kembali belajar dan membuka palang kampus, tidak ada hal yang lain. Tetapi justru mahasiswa tak menghargai ini,” ucapnya.
Tak hanya itu, dalam aksi dosen yang meminta mahasiswa membuka palang kampus, justru dilayani oleh mahasiswa dengan aksi lempar batu dan perlawanan lainnya.
“Empat dosen kami dipukul dan satu dosen mengalami luka serius akibat lemparan batu, yakni John Kawatu, seorang dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan jurusan Biologi yang harus dirujuk ke Rumah Sakit di Bandung,” ungkapnya.
Aksi unjuk rasa di Kampus Uncen, juga diduga selalu ditunggangi oleh pihak ketiga yang menyuarakan aspirasi diluar kepentingan kampus, sehingga dengan adanya aksi tersebut, Rektorat Uncen mengaku kampusnya sudah dalam situasi darurat keamanannya, sehingga pihaknya meminta bantuan polisi untuk menjaga keamanan kampusnya.
“Aksi mogok mengajar dosen akan dihentikan, jika sudah ada jaminan dari mahasiswa untuk tidak lagi melakukan aksi pemalangan dan serius untuk belajar,” jelasnya. *** (Katharina Louvree)