KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Usai tim Persipura Jayapura ditahan imbang 1-1 oleh tim tamunya Persegres Gresik United dalam kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 musim 2017 di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Selasa petang, 18 April 2017, sejumlah penonton dan fans Persipura meneriakan yel-yel agar Pelatih Persipura Liestiadi diganti.
Menanggapi hal itu, Liestiadi mengatakan, masalah tekanan dari penonton itu hal yang biasa. “Sebab sepakbola itu tak bisa seperti matematika, semuanya itu perlu proses. Jadi saya disini butuh proses bagaimana supaya Persipura dalam kompetisi ini akan berperstasi lebih baik,” jelas pelatih yang menggatikan pelatih Persipura sebelumnya Angel Alfredo Vera sehari jelang laga hadapi Persegres Gersik United.
Menurut Liestiadi, sebagai pelatih jelas tekanan pasti ada, termasuk yang dialaminya saat ini. “Apalagi saya baru datang menangani klub sebesar atau sekaliber Persipura, tekanan itu pasti ada. Tapi saya serahkan semua kepada Tuhan dan kepada anak-anak Persipura. Saya yakin anak-anak saya (pemain Persipura) main dengan bagus dan mereka tunjukan memang luar biasa,” terangnya.
Liestiadi mengatakan, dalam laga menghadapi Persegres Gresik United ini, pihaknya mengucap syukur sama Tuhan. Sebab dalam laga itu, para pemainnya tak ada yang mengalami cedera. “Mereka saya nilai bermain sangat luar biasa, walaupun kemarin ada pergantian pelatih secara mendadak, terus tadi masalah penentuan jam main yang harus diundur. Tapi saya lihat para pemain Persipura bermain luar biasa,” jelasnya.
Menurut Liestiadi, jika dirinya menganalisa hasil pertandingan, jelas permainan timnya lebih baik dibanding tim lawan. “Anda bisa melihat gol posisi kami, shot on gol kami semua sangat menguasai dan tadi proses terjadi gol kami sangat bagus, sementara proses gol dari Gresik adalah dari bola mati. Jadi secara keseluruhan permainan saya puas, tapi saya pasti kecewa dengan hasil akhir,” jelasnya.
Walau kecewa, kata Liestiadi, inilah laga sepakbola dan ini modal baik mengevaluasi keseluruhan, baik individu pemain, cara bermain dan fisik para pemain selama dilatih pelatih sebelumnya. “Tapi ini bukan keluhan sama saya. Ini pekerjaan rumah yang harus saya genggam. Mudah-mudahan hasil laga ini kami dapat hasil lebih baik di laga berikutnya,” katanya.
Alasan Liestiadi memakai strategi serangan dari sayap atau wing, karena memang dirinya lebih suka memainkan wing. “Apalagi kami punya wing yang bagus. Kalau kami main frontal, sementara mereka (Persegres Gresik United) memiliki dua stopper yang bagus untuk bola-bola heading atau menyundul,” katanya.
Sedangkan untuk koordinasi pemain muda di Persipura, kata Liestiadi, pihaknya juga telah memainkan pemain muda seperti Frisca Elisa Womsiwor dan Osvaldo Haay yang umurnya baru 19 tahun. “Namun ini laga pertama kami sebagai tuan rumah dihadapan penonton kami. Jelas ini laga besar bagi kami semua. Disinilah kami motifasi dan beri nilai plus. Kami sudah usaha yang terbaik. Jadi ini juga merupakan evaluasi dari kami sebagain pelatih,” jelasnya. ***(Lazore)
