Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

PUBLIK · 2 Feb 2024 17:47 WIT

Croplife: Benih Bioteknologi Solusi Perkuat Ketahanan Pangan Nasional


					Kelas Jurnalis bertajuk “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia”.  (Dok Croplife) Perbesar

Kelas Jurnalis bertajuk “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia”. (Dok Croplife)

KABARPAPUA.CO, Jakarta – Asosiasi nirlaba Croplife Indonesia kian mempertegas komitmennya untuk mewakili kepentingan petani dan industri benih dan pestisida termasuk lewat edukasi.

Komitmen ini terungkap pada kegiatan bertajuk “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia”.

Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan mengatakan, pertanian di Indonesia terus dihadapkan pada faktor pengancam produktivitas. Selain perubahan iklim, hama semakin kebal pada produk perlindungan tanaman.

Parahnya lagi lahan yang semakin berkurang membuat petani sulit memenuhi kuota produksi pangan dan harus mengimpor dari negara lain. Pada akhirnya ketahanan pangan nasional bisa terancam jika tidak ada intervensi di bidang sains dan teknologi.

“Saat ini Pemerintah Indonesia sudah sangat terbuka dan mendukung upaya- upaya pengembangan inovasi bioteknologi. Misalnya budidaya tanaman dan benih bioteknologi atau Produk Rekayasa Genetika (PRG),” katanya.

Menurut Agung, proses riset yang panjang dan regulasi yang kompleks membuat distribusi benih bioteknologi di Indonesia cenderung lebih lambat dibanding negara lain.

“Di berbagai negara seperti Filipina, benih-benih dan tanaman bioteknologi sudah diakses petani. Hasilnya juga dikonsumsi publik secara luas berbarengan dengan versi konvensional. Kami berharap Indonesia bisa segera menyusul langkah baik tersebut,” ucapnya.

Saat ini, Agung melanjutkan, Croplife Indonesia telah berupaya mengadvokasi praktik pertanian modern ini. Hal ini bertujuan agar pemerintah terus mendukung dan tentunya mendapat penerimaan baik oleh masyarakat.

Salah satu aksinya dengan mengedukasi petani tentang pemakaian produk perlindungan tanaman dan melawan peredaran produk palsu. “Tentunya menjaga upaya pertanian berkelanjutan lewat bioteknologi pertanian,” ujar Agung.

Biotechnology and Seed Manager CropLife Indonesia, Agustine Christela Melviana memastikan tanaman dan benih yang dikembangkan dengan ilmu bioteknologi aman dikonsumsi.

Keamanan bioteknologi telah dikaji secara menyeluruh oleh berbagai lembaga riset dan kesehatan dunia. Selain Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kajian juga dilakukan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA).

“Kalau di Indonesia, kita punya Komisi Keamanan Hayati yang ditopang oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2005 tentang Keamanan Hayati untuk Produk Rekayasa Genetika yang memastikan keamanan PRG, baik untuk keamanan pangan, pakan maupun lingkungan,” terangnya.

Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Anggota Tim Teknis Keamanan Hayati KLHK, Profesor Antonius Suwanto menilai penggunaan benih bioteknologi sangat berpihak pada petani.

“Teknik-teknik bioteknologi modern, seperti benih PRG ataupun benih hasil penyuntingan gen (genome editing), memang dirancang dan dikembangkan oleh peneliti dengan tujuan untuk meminimalisir potensi hasil kehilangan petani,” katanya.

Menurutnya, produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil. Sebab, tanaman akan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul, seperti lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Selain itu, tanaman memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit jika dibandingkan dengan benih konvensional/non-PRG.

“Kalau mengandalkan benih konvensional saja, petani akan sulit bertahan menghadapi perubahan iklim. Begitu juga Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang akan selalu ada dan hal-hal ini akan menyebabkan penurunan hasil panen dari petani,” ujarnya.

Anton turut membagikan temuan J. GM Crops Food yang menyatakan bahwa adopsi benih bioteknologi ke pertanian dunia terbukti meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.

Di tahun 2020, peningkatan pendapatan petani global mencapai USD 18,8 miliar. Jika dirinci, nilai pendapatan petani di negara berkembang naik 52 persen, petani di negara maju naik 48 persen.

Naiknya pendapatan itu berasal dari peningkatan produksi dan penghematan biaya, seperti input pertanian (agricultural input) dan biaya operasional lain. Sebagai gambaran, benih bioteknologi membantu petani melindungi 23,4 juta hektar habitat alami.

Gambaran ini setara seperti luas Vietnam digabung dengan Filipina.  Teknologi ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca dengan jumlah yang setara seperti mengurangi 15,6 juta mobil di jalan.

“Bisa dibayangkan keuntungan yang akan didapat jika masyarakat kita lebih terbuka terhadap inovasi teknologi dan tidak mudah termakan dengan mitos yang beredar,” kata Anton.

Dari sisi pelaku tani, Indonesia masih didominasi oleh petani andalan atau petani berusia di atas 39 tahun. Duta Petani Milenial, Sandi Octa Susila mengakui bahwa regenerasi profesi petani yang masih rendah ini berpengaruh pada adopsi metode pertanian modern.

Sandi justru menyebut ada minat tinggi dari para petani untuk segera mendapatkan akses ke benih bioteknologi.  Dia berharap pemerintah bisa mendukung terus pengembangan benih bioteknologi dan komersialisasi di pasaran.

“Kalau bicara di lapangan mereka justru menantikan kapan kami (petani) bisa beli benih ini. Jadi ini bukan soal penolakan atau kekhawatiran akan mitos-mitos benih bioteknologi atau PRG, tetapi justru dinantikan kapan benih bioteknologi ini bisa dijual luas,” ucapnya. *** (Rilis)

Artikel ini telah dibaca 98 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Prevalensi Stunting Tinggi di Kota Jayapura, Ketum PKK Pusat: Perlu Perbaiki Pola Asuh

25 July 2024 - 23:11 WIT

Jangan Gelisah! Syarat Bikin SIM Pakai BPJS Belum Berlaku di Papua

25 July 2024 - 20:12 WIT

Sah! Paulinho Tawer Pimpin DPD ICAKAP Papua Barat Daya

24 July 2024 - 19:18 WIT

Papua Nugini Studi Banding ke Kota Jayapura Kembangkan Pendidikan Vokasi

23 July 2024 - 20:10 WIT

Presiden Jokowi: Balita dan Anak di Papua Harus Vaksinasi Polio

23 July 2024 - 16:25 WIT

Rayakan Hari Anak Nasional, PLN IP UBP Holtekamp Berbagi Kasih di Panti Asuhan

22 July 2024 - 14:36 WIT

Trending di PUBLIK