KABARPAPUA.CO, Serui – Kantor SAR Biak menggelar pelatihan teknis dalam penanganan Pertolongan dan penyelamatan korban di permukaan air (water rescue).
Pelatihan digelar di Hotel Merpati Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua Kamis 3 Oktober 2024. Penjabat Bupati Kepulauan Yapen Suzana Wanggai hadir bersama , Forkopimda.
Pelatihan akan berlangsung hingga 9 Oktober 2024. Peserta terdiri dari TNI/Polri, BMKG, Pramuka, Pol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan, serta masyarakat
Dalam pelatihan, peserta mendapat perlengkapan gratis. Selain kaos lengan panjang dan pendek, ada juga celana lapangan, baju renang hingga coral boat.
Kepulauan Yapen Rawan Banjir dan Longsor
Penjabat Bupati Yapen, Suzana Wanggai, mengapresiasi SAR Biak yang telah menginisiasi pelatihan water rescue. Apalagi Kabupaten Kepulauan Yapen adalah daerah yang dikelilingi air laut dengan keadaan alam yang tidak dapat ditebak.
“Pulau ini memiliki banyak gunung dan sungai yang memiliki kerawanan pada bencana banjir dan longsor dan sudah berulang kali terjadi,” ujarnya.
Ia berharap peserta dapat serius mengikuti rangkaian arahan dalam pelatihan dengan baik demi mempersiapkan diri menangani korban bencana alam.
“Saya harap pelatihan water rescue dapat berlanjut dengan pemberian bekal untuk pertolongan dan pencarian musibah banjir dan longsor yang sering terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen,” harapnya.
Minimalisir Korban Bencana
Kepala Kantor SAR Biak Kundori, menjelaskan pelatihan ini dilakukan melihat lokasi Kepulauan Yapen merupakan wilayah perairan yang berada di tengah antara Nabire dan Waropen.
“Saya diamanahkan oleh Ibu Pj Bupati bahwa bila diperlukan pelatihan penanganan banjir dan tanah longsor akan kami persiapkan bagi masyarakat Yapen kedepannya,” katanya.
Kundori bilang, pelatihan ini untuk melatih respon cepat yang dapat meminimalisir korban bencana. Respons cepat membuktikan negara hadir untuk masyarakat.
“Pelatihan yang diberikan yakni pelatihan kondisi darurat di air, penanganan terhadap korban. (Lalu) membaca tanda vital pertolongan cepat korban, penanganan pada penggunaan alat kebencanaan, pemahaman pada kesalahan pertolongan pertama pada korban bencana,” jelasnya. *** (Ainun Faathirjal)