KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kepala Bidang Komersial Bulog Divre Papua dan Papua Barat, Firmansyah mengatakan, gula Kristal putih (pasir) yang didatangkan ke Papua dan Papua Barat, bukan gula impor, tapi dari PT. PN 10 dan 9.
“Gula kristal putih itu dipasok dari Jawa Timur. Sebab kami dari Bulog tak ada kuota impor,” katanya saat ditemui di Kantor Bulog Divre Papua dan Papua Barat di Kota Jayapura, Papua, Rabu, 21 September 2016.
Sedangkan untuk mengantisipasi kelangkaan gula di Papua dan Papua Barat akan keberadaan pabrik gula, kata Firmansyah, kalau kebutuhan pabrik itu harus didukung juga dengan sarana seperti pekebunan tebu.
“Selama ini di Papua hanya ada perkebunan kelapa sawit. Kalau ada investor yang berminat untuk buat perkebunan tebu lebih bagus lagi. Untuk kebutuhan gula di Papua dan Papua Barat, kami tetap mengusulkan ke kantor pusat,” jelas Firmansyah.
Soal ketersediaan gula yang baru didatangkan di Indonesia, diakui Firmansyah, saat ini 96 ton sudah ada di Depok. Sementara pasokan gula putih untuk Papua dan Papua Barat pada tahap ketiga ini akan didatangkan sebanyak 500 ton. Sebelumnya pada tahap pertama ada 144 ton dan tahap kedua 472 ton.
“Gula yang baru datang di Kota Jayapura akan melayani di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, bahkan untuk wilayah pegunungan juga ada. Kami berharap harga gula di pasaran itu bisa turun mengikuti harga kami di Bulog yaitu Rp12.500 per kilogramnya,” jelas Firmansyah. ***(Ramah)