KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua mengajak jurnalis untuk gencar mempublikasikan stunting.
Menurut Kepala BKKBN Papua, Nerius Auparay bahwa sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, media mempunyai peran yang sangat penting.
Salah fungsi itulah yang coba di inisiasi oleh BKKBN Papua untuk menyosialisasikan beberapa programnya kepada masyarakat melalui media. Apalagi BKKBN mendapat amanah untuk menurunkan kasus stunting di Indonesia menjadi 14 persen di tahun 2024.
Amanah ini sebagaimana dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021. “Kami ingin agar program percepatan penurunan stunting dapat menjangkau banyak orang dengan publikasikan sebanyak mungkin , sehingga banyak orang bisa paham bagaimana mencegah stunting,” katanya usai membuka forum komunikasi jurnalis, Selasa 12 September 2023.
Angka Stunting di Papua

Pembukaan forum komunikasi jurnalis di Kota Jayapura, Selasa 12 September 2023. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Nerius menjelaskan, dari hasil survei pada tahun 2021 angka stunting berada di 29,5 persen. Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia pada tahun 2022 angka berubah naik 5,1 persen sehingga menjadi 34,6 persen.
“Secara keseluruhan di Papua di 29 kabupaten/kota ada 20 kabupaten yang angkanya turun tapi tidak banyak. Namun juga ada beberapa kabupaten yang poinnya naik, seperti Supiori dari 29,2 persen naik setelah survei menjadi 40,5 persen,” bebernya.
Menurut dia, Supiori terlihat tinggi karena jumlah kampung sesuai survei pada tahun 2021 hanya 10 kampung. Sementara pada tahun 2022 menjadi 38 kampung, sedangkan jumlah penduduknya sedikit demikian juga dengan jumlah Balita.
Tidak hanya Supiori, beberapa kabupaten di Papua yang juga mengalami kenaikan serupa. Nerius mencontohkan, Mamberamo Raya, Asmat, Nduga, Yahukimo, Lanny Jaya dan lainnya.
“Dengan survei yang ada, kita harapkan para pimpinan daerah dan pemangku kepentingan di daerah untuk memberikan dukungan yang positif. (Supaya) percepatan penurunan stunting di tahun 2024 harus turun,” ucapnya.
Peran Jurnalis dalam Mengatasi Stunting

Salah satu pemateri dalam forum komunikasi jurnalis saat menjelaskan peran media dalam mengatasi stunting, Selasa 12 September 2023. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Papua, Dewi Anggraeni menjelaskan pentingnya peran media sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Demikian pula dalam memberikan informasi seputar stunting.
“Media penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat yang kaitannya dengan pencegahan stunting. (Jadi) dengan menggunakan teori media relations di dalamnya ada teori agenda setting dan teori framing,” ujarnya.
Salah satu yang menarik yakni teori framing. Di mana teori ini berfokus pada cara media mengemas berita. “Media dapat memilih mempresentasikan suatu peristiwa atau isu dengan berbagai sudut pandang yang berbeda dan ini dapat mempengaruhi persepsi publik,” jelasnya.
Sekadar informasi, forum komunikasi jurnalis diikuti puluhan media elektronik, cetak dan media lokal yang ada di Papua. Forum ini menghadirkan beberapa pemateri di antaranya Moh. Sodiq Koordinator Program Manager Satgas Stunting Papua.
Lalu, Dewi Anggraeni selaku Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Papua, dan Piter Ginuni. *** (Natalya Yoku)