KABARPAPUA.CO, Serui– Meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Yapen dalam seminggu terakhir menjadi perhatian semua pihak. Terlebih angka positif Covid-19 banyak dialami oleh tenaga medis yang bertugas merawat pasien Covid-19.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DPD Kabupaten Kepulauan Yapen memberikan penghargaan tertinggi kepada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengumpulkan bantuan baik moril dan materiil.
“Termasuk dukungan semangat dari seluruh teman-teman perawat yang ada di Yapen. Dukungan ini pun disambut baik oleh masyarakat dan ini membuat kami terharu,” ujar Widy Eka Prasetya, seorang perawat dan juga anggota Pengurus PPNI DPD Yapen.
PPNI berharap dukungan yang diberikan kepada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dapat memulihkan kembali semangat tenaga kesehatan. “Dengan dukungan ini, mereka akan merasa diperhatikan dan kembali pulih, terlebih saat ini para tenaga medis sudah menjalani karantina mandiri,” jelasnya, Selasa 15 September 2020.
Dirinya menyebutkan sebagai perawat, ia dan rekan kerja lainnya sangat memahami risiko di tengah pandemi ini. “Kami hanya berharap masyarakat patuh dan disiplin terhadap protokoler kesehatan. Tolong bantu kami cegah pandemi ini,” katanya berharap.
Jangan Ada Diskriminasi

Ilustrasi para tenaga medis atau perawat pasien virus corona. [Paolo Miranda/BBC]
Ia pun minta semua pihak tak melakukan diskriminasi tenaga medis yang saat ini tercatat sebanyak 28 orang tenaga medis yang terpapar corona sedang menjalani karantina mandiri.
Ia membantah adanya pengusiran perawat dari rumah kosnya. “Isu ini tak benar. Hanya ada kesalahpahaman. Warga memang resah, tapi kami sudah melakukan sosialisasi malam ini dan warga telah menerima penjelasan ini,” ujarnya.
Menurut Widy, saat ini masih banyak stigma negatif kepada orang yang terpapar corona, karena kurangnya sosialisasi di tengah masyarakat.
Widy menambahkan permintaan masyarakat ialah tenaga medis ataupun masyarakat yang terpapar Covid-19 disiapkan lokasi khusus untuk karantina mandiri dan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk masalah ini.
“Jadi masih banyak yang menilai ada suatu hal yang harus dijauhi. Masih banyak juga yang mendiskriminasi, padahal harusnya didukung dan diberi semangat. Yang harus dijauhi adalah virusnya, bukan orangnya,” jelasnya.
Asisten 1 Setda Kabupaten Kepulauan Yapen, Portunatus Numberi mengatakan masyarakat tidak perlu berlebihan dan melakukan diskriminasi kepada pasien positif Covid-19.
“Tenaga medis pasti mengetahui secara baik isolasi mandiri, untuk mencegah penyebaran virus ini. Sehingga tak perlu ke rumah biru. Kami sedang berkordinasi untuk bantuan yang dibutuhkan bagi tenaga medis yang terpapar ini. Sekali lagi masyarakat jangan panik menghadapi ini ,” ungkapnya. *** (Agies Sitanggang)