KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Salah satu tokoh agama di Papua, Pastor Jhon Jongga mengatakan, ketidakberhasilan penggunaan dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua secara maksimal untuk membangun tanah Papua, menambah rumitnya situasi di Papua saat ini.
Padahal, kata Jongga, niat pemerintah pusat mengucurkan dana itu, sesuai tertulis di Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001, yakni mengatasi beberapa akar masalah yang menimpa masyarakat Papua, diantaranya kegagalan pembangunan, marjinalisasi dan diskriminasi orang asli Papua, kekerasan negara dan tuduhan pelanggaran HAM, serta sejarah dan status politik wilayah Papua.
Menurut Jongga, selama 15 tahun Otsus digulirkannya di Provinsi Papua, bukan membuat masyarakat Papua baik, tapi malah membuat masyarakatnya “hancur” karena dana Rp1 triliun per tahunnya jumlah yang begitu besar. Tapi hasilnya tak maksimal.
Menurut Jongga, Otsus yang merambah beberapa kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat selalu mengatasnamakan Otsus untuk membiayai beberapa akar masalah di Papua karena Otsus juga merupakan tuntutan orang Papua, tapi kenyataannya tak seperti itu.
“Ini sebenarnya bukan soal manusianya, tapi soal menajemen dan kepemimpinan. Mereka ini yang mengatur dana Otsus yang sudah dipakai di kota, desa, dan kampung-kampung,” kata Jongga kepada wartawan di Kota Jayapura, Papua, Selasa, 1 Maret 2016.
Menurut Jongga, sesuai pertemuan dengan masyarakat di kampung, banyak masyarakat Papua minta agar Otsus ini segera diperiksa, terutama bagi mereka yang menggendalikan penggunaan dana Otsus, sehingga harus transparan penggunaanya karena banyak pejabat dikatakan koruptor akibat dana Otsus ini.
“Koruptor ini lebih jahat dari teroris karena sudah merampas hak masyarakat Papua. Dana Otsus harusnya benat-benar dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat Papua, malah bukan sebaliknya menguntungkan pihak tertentu,” jelas Jongga. ***(Ramah)