Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

PERISTIWA · 14 Mar 2024 13:10 WIT

7 Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Jayapura Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi


					Ilustrasi korban kekerasan seksual. (Shutterstock/Yupa Watchanakit) Perbesar

Ilustrasi korban kekerasan seksual. (Shutterstock/Yupa Watchanakit)

KABARPAPUA.CO, Sentani – Kepolisian Daerah (Polda) Papua akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap 7 korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan Pembina Pramuka berinisial PS di Jayapura.

Kasubdit Renakta Direktorat Reskrimum Polda Papua, Kompol Diaritz Felle mengatakan, pemeriksaan psikologis terhadap ketujuh korban pelecehan seksual masih akan dijadwalkan.

Selain para korban, orang tua korban pelecehan seksual bakal turut serta dalam pemeriksaan tersebut. “Para korban akan kita lakukan pemeriksaan psikologinya, begitupun dengan orang tua korban,” kata Felle dalam keterangannya, Rabu 13 Maret 2024.

Felle menyebut, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang saksi pada Rabu pagi. Para saksi ini terdiri dari Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan dan 3 teman sekolah korban.

“Tadi pagi kami telah melakukan pemeriksaan terhadap keempat orang saksi. Untuk sementara ini saksi menjadi 12 orang,” ungkapnya.

Sebelumnya, sebanyak tujuh siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jayapura menjadi korban pelecehan yang diduga oleh seorang pembina pramuka berinisial PS (59).

Pelaku melakukan pelecehan seksual sejak tahun 2022 hingga terakhir Januari 2024. Pelaku melakukan melecehkan dengan memaksa para korban untuk mencium bibir dan memeluk.

Pelaku bahkan meraba payudara korban. Adapun untuk identitas para korban yakni TR (19), NP (19). TM (17), CG (17), AT (17), RC (17) dan NA (17).

Dalam kasus ini, pelaku dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar. *** (Achmad Syaiful)

Artikel ini telah dibaca 80 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Kapolda Papua Lepas Personel Purnatugas: Pensiun Bukan Akhir Pengabdian

4 December 2024 - 22:25 WIT

Kapolres Sarmi Gencarkan Imbauan Sambut Nataru 2025

4 December 2024 - 21:53 WIT

Cerita Polisi di Papua Jalan Kaki 4 Hari 3 Malam Kawal Suara Rakyat

4 December 2024 - 20:42 WIT

Purnawirawan TNI Korban Penembakan di Puncak Dievakuasi ke Mimika

3 December 2024 - 21:33 WIT

Purnawirawan TNI Ditembak OTK Saat Menuju Masjid di Ilaga Puncak

3 December 2024 - 21:18 WIT

Selundupkan 20 Kg Ganja, 3 WNA Ditangkap Polres Keerom Polda Papua

3 December 2024 - 20:39 WIT

Trending di PERISTIWA