KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Dalam rapat senat terbuka wisudawan-wisudawati lulusan Program Diploma III (D III) Keperawatan Kelas Khusus Port Numbay Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, Papua tahun akademik 2015/2016, diikuti sebanyak 42 orang.
Jumlah itu terdiri 15 orang pegawai Puskesmas di Kota Jayapura, dan 57 orang utusan perawat dari 14 kampung di Kota Jayapura untuk memenuhi tuntutan kesehatan yang berkualitas di Kota Jayapura.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano dalam sambutannya mengatakan, wisuda ini menjadi momentum terbaik bagi orang tua dan lulusan wisuda yang sudah menjalani proses belajar mengajar selama tiga tahun.
Diakuinya, dengan lulusan ini, tercatat pihak pemerintah Kota Jayapura sudah meluluskan petugas SPK 40 orang, tenaga keperawatan 120 orang, dan kebidanan 40 orang. Ini atas kerja sama pemerintah Kota Jayapura dengan Poltekes Provinsi Papua dan Dinas Kesehatan.
“Saya berterimakasih kepada direktur yang sudah membina dan mendidik sehingga menjadi tenaga yang handal untuk bertugas di 14 kampung di Kota Jayapura sesuai dengan Undang-undang Kementerian Kesehatan,” kata Mao di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu, 25 Mei 2016.
Menurut Mano, di Puskesmas harus ada profesi dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, serta tenaga laboratoriun dan gizi harus ada di Puskesmas untuk melayani masyarakat di kampung-kampung.
“Persiapkan diri kalian, kerja dengan sabar karena berhubungan dengan nyawa manusia yang sangat besar tanggungjawabnya,” pesan Mano.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai mengemukakan, dilantiknya lulusan keperawatan ini bisa menjadi tambahan layanan kesehatan di Papua.
Menurut Giyai, PNS di Dinas Kesehatan di Provindi Papua masih minim. Sehingga adanya lulusan ini, petugas kesehatan di Kota Jayapura tak menumpuk, dan harus tersebar di seluruh pelosok di Provinsi Papua yang tentunya dengan kualitas layanan terbaik.
“Ini adalah tugas bersama di dinas kesehatan karena kami sudah mengucapkan janji suci yang kami ucapkan demi melayani masyarakat di Papua. Kami melayani bukan di Puskesmas tapi dari rumah ke rumah,” kata Giyai. ***(Ramah)
