KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantàmal X Jayapura telah berhasil menangkap dua speed boat berisikan 26 karung kulit Kayu Masohi asal Papua Nugini (PNG) yang akan diseludupkan ke Kota Jayapura, Papua, Minggu malam, 10 April 2016.
Penangkapan itu dilakukan enam orang anggota Satkamla Lantamal X yang berpatroli menggunakan Sea Rider sekitar pukul 17.30 WIT tujuan Kampung Vietnam Kota Jayapura. “Pada saat dilakukan pemeriksaan, ada delapan anak buah kapal dan 26 karung kulit Kayu Masohi seberat 900 kilogram tanpa surat resmi,” kata Dansatkamla Mayor Laut Lantamal X, Alpirut Yani Musa Samban.
Menurut Musa, delapan anak buah kapal dari dua speed boat itu di pasport lintas batas tertulis dari Jayapura ke PNG sudah habis masa berlakunya dan itu digunakan untuk kepentingan balanja bukan untuk menjual. “Ini merupakan kedua kalinya dalam seminggu keberhasilan kami melaksanakan patroli dan melakukan penangkapan speed boat pelintas batas RI-PNG, katanya.
Sebelumnya, kata Musa, sudah dilakukan penagkapan tapi menggunkan jalur darat sebanyak 350 kilogram dari PNG, sementara untuk daerah tujuan pihaknya masih melakukan dalami.
“Harga per karung secara tradisonal mencapai Rp50-60 ribu bila kualitasnya bagus, bisa mencapai Rp75 ribu per kilonya. Kalau sudah harga nasional yakni Rp100-200 ribu per kilonya. Tujuannya akan dijadikan sebagai parfum, obat-obatan dan minyak wangi,” kata Musa.
Para tersangka berikut barang bukti berupa dua buah spead boat, 13,5 karung ukuran 25 kilogram kulit Kayu Masohi dan 14 jerigen BBM ukuran 30 liter masih diamankan di Satkamla Lantamal X, TNI AL. “Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait yaitu pihak Imigrasi, Bea Cukai, dan Karantina guna penyelidikan lebih lanjut,” jelas Musa.
Kasubsid Intelijen Bea Cukai, Yosias Daniel Aronggear mengatakan, untuk barang-barang yang tidak dilengkapi kepabeanan adalah ilegal. “Kami akan menyidik khususnya tentang tumbuh-tumbuhan dan akan mengambil langkah-langkah selanjutnya, guna memutuskan tersangka bakal dikenakan hukuman sesuai di Indonesia,” katanya. ***(Ramah)