Menu

Mode Gelap

PERISTIWA · 17 Agu 2016 ·

Lukas Enembe: Saat ini Terjadi Migrasi Luar Biasa ke Papua, Ini Transmigrasi Gelapkah?


					Gubernur Papua, Lukas Enembe. (KabarPapua.co/Lazore) Perbesar

Gubernur Papua, Lukas Enembe. (KabarPapua.co/Lazore)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, beberapa bulan terakhir ini migrasi yang luar biasa terjadi di Papua dengan jumlah orang yang masuk ke Papua cukup banyak. “Siapa yang mengatur ini? Negara yang atur atau memang ini transmigrasi gelapkah?” katanya dengan nada tanya kepada wartawan, Kota Jayapura, Papua, Selasa sore, 16 Agustus 2016.

Untuk itu, kata Lukas, pihaknya akan melakukan penertiban terkait orang masuk ke Papua. “Ini akan kami tertibkan, minta bupati, terutama Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, dan kabupaten Merauke. Sebab penyebaran orang datang ini, menuju ke daerah ini,” katanya.

Menurut Lukas, dirinya masih merasa heran, kenapa beberapan bulan belakangan ini orang dari luar Papua masuk ke wilayah-wilayah itu. “Ini siapa yang mengatur. Ini negara, jadi kami harus tertibkan. Ini juga salah satu yang akan kami bahas, sebab masalah besar di Papua,” jelasnya.

Baca Juga >  Ketakutan, 162 Warga Nogolait Ngungsi ke Kota Kenyam Nduga

Sebenarnya, kata Lukas, pihaknya sudah melarang pengiriman transmigrasi ke Papua. “Tapi sekarang ada pengiriman orang yang luar biasa dari Pulau Jawa ke Papua. Ini orang Yogyakarta saja bisa tertibkan orang dengan aturan mereka melalui undang-undang keistimewaan, masa kami tak bisa melakukan hal yang sama?” katanya.

Misalnya saja, kata Lukas, sekarang ini para mahasiswa asal Papua yang ada di Yogyakarta di larang dan dicap separatis. “Saya sudah menghadap Gubernur Yogyakarta, tapi tak bisa, tetap cap separatis itu untuk mereka (mahasiswa asal Papua). Bahkan mereka tak bisa dapat rumah dan tempat kos,” katanya.

Baca Juga >  Miliki 2,3 Kg Ganja, Pemuda di Jayapura Terancam Hukuman Mati

Akibat hal seperti ini, kata Lukas, para mahasiswa asal Papua di Yogyakarta minta dipulangkan ke Papua, padahal jumlah mahasiswa asal Papua yang ada di luar Papua bukan sedikit. Misalnya saja, di Yogyakarta ada 7 ribu lebih, di Manado juga ada 7 ribu lebih, belum lagi di beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Ini kalau kami pulangkan akan menjadi masalah besar di Papua. Untuk itu, hal ini bukan persoalan provinsi, tapi sudah menjadi masalah negara. Kondisi sekarang begitu. Mereka (mahasiswa asal Papua) akan datang berkelahi dengan orang yang datang ke sini (masuk ke Papua). Itu sudah pasti. Situasi Papua seperti itu,” jelas Lukas. ***(Lazore)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Jadi Tersangka KDRT, Oknum Pejabat Pemprov Papua Dikenai Wajib Lapor

3 Juni 2023 - 21:48

Ketakutan, 162 Warga Nogolait Ngungsi ke Kota Kenyam Nduga

1 Juni 2023 - 15:24

2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertangkap Usai Kontak Tembak di Nduga

1 Juni 2023 - 14:47

Pelaku Pembunuhan Pendeta di Nduga Tertangkap

31 Mei 2023 - 16:43

Polisi Tangkap Anggota KKB Penembak Brimob di Yahukimo

31 Mei 2023 - 15:58

Alat Berat di Yapen Dibakar OTK, Polisi Temukan Bendera Bintang Kejora

31 Mei 2023 - 00:25

Trending di PERISTIWA